Keterbukaan rumah tangga dan Isu Pelakor
hehe. Belum apa-apa saya sudah geli dengan judul yang saya tulis, namun saya sedang mood untuk menulis tentang tema yang sedang marak baru-baru ini. Mudah-mudahan jadi pengingat saya ketika ada masalah dalam rumah tangga.. (amit2.. mudah2an tidak yang berhubungan dengan pelakor,,,)
Menjalani rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Bukan saja bagi mereka yang menikah dengan proses ta'aruf tapi juga mereka yang menikah setelah sebelumnya menjalin pacaran selama bertahun-tahun. Buktinya? banyak kog rumah tangga yang kandas di tahun-tahun awal, padahal mereka pacaran bertahun-tahun. Alasannya, karena ketika pacaran mereka tidak dihadapkan sosok asli pasangannya, masalah yang dihadapipun tak sepelik masalah rumah tangga.
Beberapa waktu lalu saya membaca blog yang sering saya ikuti membahas tentang rumah tangga juga, mengomentari tentang seorang wanita yang marah-marah ke pelakor dengan menyebar banyak uang. pendapat si penulis blog hal itu terjadi karena kurang transparannya keuangan kedua belah pihak, sehingga sang istri merasa disakiti karena sang suami mentransfer uang ke WIL dengan jumlah yang banyak. sayapun jadi tertarik untuk menulis tentang rumah tangga, hehe. barangkali bisa jadi reminder buat saya ketika saya menghadapi masalah.
Sumber gambar disini
Masalah pernikahan itu sangaaat beragam, hehe #lebai. Iya, tahun-tahun pertama cobaan rumah tangga sangat berat. Banyak temen saya curhat ke saya mengenai betapa beratnya menghadapi ujian pernikahan di awal-awal tahun pernikahan mereka. saya selalu memberikan nasehat senada ke mereka, "Pernikahan itu tidak seindah negeri dongeng, pun tak seromantis drama korea. Meskipun pernikahan juga tak seburuk cerita sinetron di televisi". Sayapun juga ikut sedih, ketika ada seorang teman yang pernikahannya bubar jalan di usia perkawinan baru tiga bulan. Sedih banget ketika mendengar alasan bahwa pasangan yang dinikahinya tidak sesuai dengan kriteria yang dia ingini. Merasa terbohongi dengan proses ta'aruf (menyedihkan sekali). Sayapun tidak mau menghakimi, tentu perpisahan itu telah melewati berbagai diskusi dan pemikiran yang sangat mendalam meskipun dalam hati selalu ingin bilang, bahwa sebagaimana diri kita yang tidak sempurna, cobalah terima ketidaksempurnaan orang lain.
Saya pun sebenernya juga baru belajar dan akan terus belajar mengarungi bahtera rumah tangga. karena pelajaran ini tidak akan pernah usai, masalah yang dihadapi pun berubah-ubah, harus kuat. Tahun-tahun awal saya sering terpikir kenapa saya harus mengajak menikah orang ini (nanti kapan2 saya ceritain deh ya :P). Kenapa dia begini, kenapa dia begitu? apakah saya mampu menjadi partnernya menjalani rumah tangga?. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus muncul di awal pernikahan. Dan ternyata, ketika saya ngobrol sama semuaa sahabat-sahabat saya rata-rata mereka pada berfikir seperti itu.. :D #tosss. Sayapun jadi baca sana-sini tentang nasehat pernikahan. Saya pun membaca artikel mengenai permasalahan awal rumah tangga, ya bagaimana bisa suami istri memiliki karakter, pola pikir, kecerdasan, harapan dan cita-cita yang sama sementara mereka terlahir dari ibu yang berbeda, keluarga yang berbeda, lingkungan dan cara pengasuhan yang beda. Jangankan suami istri, Kakak dan adik kandungpun gak akan pernah sama. Perbedaan itulah yang seringkali rawan menggoyahkan pernikahan diawal-awal tahun.
Setelah membaca berbagai artikel tersebut, saya pun menemukan kesimpulan yang paling utama (meskipun banyak hal lain juga yang penting untuk diperhatikan) yaitu keterbukaan. keterbukaan atau transparansi adalah kemauan dari kedua belah pihak untuk membuka diri terhadap pasangan apapun masalahnya. Masalah finansial, hobi, cita-cita, pandangan hidup, ketida sukaan, bahkan masalah yang masih tabu yaitu tentang kehidupan s*x. Artikel-artikel tersebut juga banyak menyebutkan bahwa apa yang saya sebutkan pertama dan terakhir adalah penyebab kegoyahan rumah tangga paling utama. Dua hal tersebut juga yang sering menyebakan Suami memiliki WIL dan Istri memiliki PIL naudzubillah.
Kami selalu berusaha terbuka untuk setiap hal, saya tahu berapa gaji suami, berapa tabungannya, untuk apa aja uang tersebut. Suamipun demikian, meskipun terkadang kalau saya belanja online suka gak cerita tahu-tahu barangnya datang haha. Kami merencanakan keuangan bersama dan membuat kesepakatan-kesapakatan yang harus kami patuhi. Karena saya juga bekerja maka saya yang bertanggung jawab untuk kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti urusan dapur, listrik kebersihan sampah dan juga membayar pengasuh, sedang suami bertanggung jawab atas kebutuhan-kebutuhan besar, seperti bayar kontrakan, beli rumah beli motor dan lain-lain. Makanya kemarin ketika ada yang bilang uang istri haram dipakai oleh suami untuk kebutuhan rumah tangga saya gak setuju.. hehe. Toh, kami juga tahu kalau uang suami gak dipakai neko-neko, dipakai juga untuk keperluan rumah tangga terus uang kita buat apa? takutnya malah dipakai untuk hal-hal yang tidak berguna.
Untuk hal yang tabu tadi pun kami berusaha selaluuu terbuka, apa yang suami inginkan dan saya inginkan selalu kami diskusikan.
HP, gadget Medsos kami pun terbuka, saya tiap hari baca WA suami saya dengan rekan kantor, dengan siapapun, suami juga boleh baca WA saya, hehe. Bukan karena tidak percayaan lebih karena saya jadi tahu apa yang terjadi sehari ini, dan ada masalah apa dengan beliau.
Isu pelakor pun sering kami bicarakana, hehe meskipun poligami tidak dilarang dalam islam. Saya juga tidak menghujat mereka yang poligami.
Hanya saja, saya ingin poligami itu terjadi dengan kerelaan istri pertama, bagaimana tidak istri pertamalah yang menemani suami ketika berada dibawah, menemani berjuang, menemani menderita istilah kasarnya. Dan mereka harus bersedih karena dikhianati ketika sang suami mapan. bukankah itu hal yang sangat menyakitkan? (tapi mudah2an suami kita gak poligami ya..aamiin)
terakhir, terimalah pasangan kita apa adanya. ingat-ingatlah kebaikannya ketika terbesit rasa tidak suka pada pasangan. Bukankah dia yang membuat kamu tak bisa tidur semalaman ketika dulu kamu mau menikahinya, bukankah ia yang saat kau memandangnya hatimu berdebar-debar, bukankah ia yang kau ceritakan ke oranglain dengan muka berseri-seri, bukankah ia yang selalu kau ingin temui ketika kau dirundung kegalauan.. iya dialah yang juga mencintaimu seperti apapun kamu.. yang selalu ada untukmu..
Sumber Gambar disini
Jadi Sudahkah terbuka bersama pasangan?
Esti, sesorang yang sedang belajar dan harus selalu belajar ..
sebuah catatan untuk reminder diri ..



0 comments:
Post a Comment