Pertolongan Alloh itu dekat



Menceritakan ini artinya membuka duka lama dalam hati saya. Duka keluarga terlebih duka dari seorang ibu. Saya baru tahu bagaimana rasanya menjadi seorang Ibu karena baru-baru ini Alloh telah menakdirkan saya menjadi seorang Ibu. Semenjak itu saya juga menjadi sadar bahwa perasaan cinta seorang ibu kepada anaknya adalah perasaan cinta yang suci, tidak bersyarat dan tidak bertepi.


 Sumber Gambar : disini


Adalah Rusmiatun, Ibu yang kini telah berusia lebih dari separo abad. Ibu dari tiga orang anak. Ibu dari kami Arif, Rokef dan Esti. Sekitar 30 tahun yang lalu, tepatnya 14 Maret 1986 Ibu melahirkan kakak kedua saya, Bapak pada waktu itu memberi nama Rokef Deni Santoso. Sebenernya Bapak pengen memberi nama Roqib nama Malaikat pencatat amal baik dengan maksud agar kelak menjadi anak yang berbudi baik. Mas Rokef lahir normal dan sehat tak ada pertanda apa-apa kata Ibu. Sampai Mas rokef berumur 35 hari atau dalam Bahasa Jawa disebut "selapan" sepanjang hari Mas Rokef menangis kesakitan dan tiba-tiba Mas Rokef berak darah. Ibu menceritakan kepada saya sambil terbata-bata saat kemarin saya bertanya pada Ibu bagaimana awal mula Mas Rokef sakit. Suara Ibu tertekan, ya seperti menyimpan rasa sedih dan saya pun sama. Buliran halus menempel di mata kami ada gerimis di hati kami.


Sumber Gambar : disini

Ibu kemudian memeriksakan Mas Rokef ke rumah sakit, setelah pemeriksaan yang lama dokter mengatakan bahwa Mas Rokef harus dioperasi karena Mas menderita luka di usus yang harus dipotong untuk penyembuhan.
Ibu tidak perlu menceritakan kondisi keuangan beliau saat itu karena saya pun merasakan sedikit asinnya kehidupan ini, ditambah lagi Ibu belum bekerja saat itu karena Ibu masih punya dua bayi kecil kecil. Mas Arif dan Mas Rokef mereka selisih satu setengah tahun. Bapak hanya buruh bangunan yang sangat jarang kerjanya. Hanya sesekali saja itupun kadang habis untuk membeli rokok. Itulah mengapa saya sangat membenci rokok sampai hari ini. Jarang Ibu punya uang, Ibu hanya punya uang ketika dikasih sama nenek, atau budhe.

Saya tidak tahu bagaimana usaha Ibu waktu itu. Namun sejak kecil saya sangat tahu bahwa ibu adalah orang yang kuat, Mas Rokef berhasil di operasi. Sekitar 75 cm usus mas rokef diambil, sangat mengerikan dan menyedihkan. Sayapun bertanya kepada Ibu habis biaya berapa. Ibu bercerita bahwa ternyata saat itu Alloh menolong keluarga kami, tak sepeser pun uang dikeluarkan oleh Ibu saya, yang konon katanya sampai 15 juta pada waktu itu. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Engkau duhai Rabb. Ibu selalu mengingatkan saya bahwa pertolongan Alloh itu dekat.

Setelah operasi itu Mas rokef sembuh, namun sering kambuh. Hampir tiap bulan Mas Rokef opname di rumah sakit atau Puskesmas. Hal berlangsung selama bertahun-tahun. Dan lagi-lagi Alloh masih menyayangi kami, tak pernah sepeserpun kami disuruh bayar biaya rumah sakit.

Ibupun bercerita sepenggal pengalaman Ibu saat Mas Rokef opname di Puskesmas. Cerita mengenai keajaiban yang pernah Ibu alami. Mungkin bagi orang lain ini bukan keajaiban, tapi bagi Ibu ini adalah pertolongan yang sangat luar biasa.

Suatu ketika Mas Rokef kambuh dari sakitnya, Ibu saat itu hanya punya uang dua ribu rupiah di dompetnya. Ibupun akhirnya membawa Mas Rokef ke Puskesmas untuk di rawat. Kondisi Mas Rokef sudah sangat parah, cairan sudah habis karena muntah berkali-kali. Biasanya sampai Puskesmas atau RSUD Mas Rokef harus di infus. Sayang.. sampai Puskesmas jarum infus telah habis. Tidak ada satupun jarum infus yang bisa digunakan untuk menginfus Mas Rokef. Saya mendengarnya sambil terenyuh,saya menangis saya mengutuk keadaan, kenapa begitu tragis nasib kami? Kasian Mas Rokef, bagaimana Ibu bisa membeli jarum infus dengan uang dua ribu rupiah, dua ribu rupiah?

Akan tetapi saya percaya bahwa Ibu adalah wanita yang kuat, saya sangat tahu hal itu. Ibu pasti berusaha keras untuk mendapatkan jarum infus itu. Ibupun melanjutkan ceritanya. Ibu keluar Puskesmas dengan uang dua ribu rupiah nya. Ibu naik angkot arah kota, sambil terus berdoa semoga Alloh pertemukan Ibu dengan orang kaya yang mau meminjami uang buat Ibu beli jarum infus. Tapi, sampai trayek habis Ibu tak menemukan siapapun, Ibu menangis, Ibu terus berdoa. Akhirnya Ibu tetep berada di angkot, tidak turun meskipun trayek sudah habis. Sopir pun menanyakan kenapa tidak turun, Ibu jawab Mbothen Pak, Kulo ajeng bangsul malih "Tidak Pak, Saya mau balik lagi" (entahlah apa yang dipikirkan sopir terhadap Ibu dan Ibu pasti tidak memikirkan itu). Ibu balik lagi dengan angkot yang sama. Sambil terus berdoa, sambil terus mengiba pada Rabb semesta Alam pemberi segalanya.. Ibu tidak tahu apa yang harus Ibu perbuat, melihat apotik-apotik di pinggir jalan tentu membuat hati semakin teriris.

Dan benar seperti yang tertuang dalam kitab suci kita, Al-Qur'an Surat Al-Ghafir : 60 "Berdoalah KepadaKu, niscaya akan kuperkenankan Bagimu... "

Saat kita merasa sangat lemah, pasrah sepasrah-pasrahnya, Alloh berikan pertolonganNya.. Alloh yang menakdirkan ada tetangga kaya nan dermawan naik angkot yang sama dengan Ibu, sang tetangga (semoga Alloh menjaganya dalam kebaikan) berada disamping sopir sementara Ibu di belakang.

Sumber gambar : disini

Ketika sang tetangga turun, Ibu ikut turun kemudian meminjam uang seratus ribu, namun sama sang Tetangga Ibu diberi yang dua ratus ribu. Ibu menangis terharu dan terus berterimakasih. Ibu pun langsung balik lagi ke kota dan membeli jarum infus.

Setelah mendapat jarum nfus dari Apotik Ibu merasa khawatir karena terlampau lama pergi. Ibu khawatir Mas Rokef makin lemas dan kesakitan, Ibu memberanikan diri menghentikan bapak-bapak yang naik motor lewat dijalan, Ibu minta tolong untuk di antar sampai puskesmas. Alhamdulillah Mas Rokef bisa mendapatkan infusnya dan membaik dikemudian hari.

Masih banyak cerita ibu mengenai pertolongan Alloh pada keluarga kami untuk perjuangan melawan penyakit Mas Rokef  sampai Alloh memanggilnya di Usianya 18 tahun. Allahummaghfirlahu Warhamhu Wa'afihi Wa'fuanhu, Semoga Alloh SWT menerima semua Pahala, dan mengampuni semua dosa-dosanya, serta berikan tempat terbaik atas kesabarannya menderita sakit sepanjang kehidupannya, Aamiin.

Cerita ini mengajari saya tiga hal penting. Pertama bahwa pertolongan Alloh itu dekat, bukan sesuatu yang susah bila Alloh berkehendak.. maka jangan pernah berhenti berdoa. Berdoa, berharap dan berprasangka baik, sungguh Alloh tidak akan membebani seseorang diluar kesanggupan. Kedua bahwa Ibu adalah manusia paling menyayangi anaknya, kala anak sakit, Ibu justru lebih sakit. Segala upaya akan dilakukan untuk kebaikan anaknya. Jadi berbaktilah pada Ibu kita selagi kita masih diberi kesempatan (ayo Esti, jangan bikin sedih Ibu lagi !!!). Ketiga, Jadilah Orang baik. Berdoalah untuk senantiasa diberi kesempatan untuk berbuat baik. Jadilah seperti tetangga nan dermawanan itu, sungguh kesempatan berbuat baik adalah nikmat, dan semoga Alloh senantiasa menjaga kita dalam kebaikannya.

Cerita ini dimaksudkan untuk mengikuti lomba blog dengan tema “Buku Kisah Hebat Nabi Muhammad bisa dibeli di MatahariMall.com”.

Mari ikutan :)




CONVERSATION

1 comments:

Astri Damayanti said...

Selalu ada pertolongan jika kita meminta sama Allah swt

Back
to top