Pola pikir seseorang senantiasa bergantung pada lingkungan, pembelajaran dalam hidup serta interaksi seseorang tersebut terhadap suatu masalah, sehingga kita perlu menyadari bahwa setiap individu mempunyai pola pikir dan sudut pandang yang sering kali berbeda mengenai suatu masalah. Sesuai dengan amanat Undang-undang dasar 1945 setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tulisan. Akan tetapi justru karena hak berpendapat yang sama tersebut sering kali terjebak dalam kondisi dimana terdapat perbedaan pendapat yang akhirnya terjadi adu pendapat. Manusia sering kali terjebak dalam egoisitas diri dalam mempertahankan pendapat sehingga dalam musyawarah atau diskusi tidak lagi mengandalkan pemikiran yang logis namun hanya mengandalkan emosi belaka.
Apabila kita tidak bisa menyadari bahwa perbedaan pendapat adalah suatu keniscayaan dan dalam berpendapat seringkali di barengi dengan rasa paling benar sendiri dan tidak mau menghargai pendapat orang lain maka diskusi tersebut akan tidak terkendali, kita tidak akan pernah mampu menyelesaikan masalah dan justru kita hanya akan bertengkar dan bertengkar sepanjang waktu dalam rangka mempertahankan pendapat yang kita yakini paling benar. Pada akhirnya diskusi atau musyawarah hanya akan di isi dengan debat kusir yang tidak akan pernah berakhir.
Dalam bermusyawarah atau berdiskusi, untuk mencapai kata mufakat kita perlu mengedepankan sopan santun serta membawa serta hati nurani dalam menyampaikan pendapat sehingga rasa saling menghargai pendapat orang lain tetap terjaga dalam musyawarah tersebut. Memang benar setiap orang pasti akan merasa pendapatnya paling benar, atau solusi yang ditawarkan paling tepat dalam masalah tersebut, akan tetapi apabila hal tersebut tidak diimbangi dengan kepala dingin dan keinginan yang kuat untuk saling menghargai serta rasa kebersamaan mencari solusi paling baik dari banyak solusi yang baik tersebut maka kondisi harmonis tidak dapat tercapai dan tidak akan pernah berujung sepakat. Kita harus mampu menahan diri dari ego diri kita sendiri dari merasa paling benar, kita harus bisa mengalah untuk mencapai kemenangan yang lebih besar, ya tercapainya solusi paling baik dalam masalah tersebut. Kita juga bisa menawarkan kompromi atau jalan tengah yang bersifat win-win solution kepada partner kita agar kita sama-sama merasa diuntungkan dari setiap keputusan yang telah kita buat. Pemecahan masalah sangat membutuhkan kepala dingin dan rasa empati yang tinggi terhadap orang lain, bisa jadi kita justru mendapatkan masalah baru ketika kia slah dalam menentukan solusi untuk masalah kita.
Berikut ini adalah Tips yang telah saya ringkas untuk mengatasi perbedaan pendapat/opini/argumentasi dengan orang -orang di sekitar Anda yang saya ambil dari sebuah blog mengenai manajemen diri yaitu :
1. Berpikirlah terlebih dahulu selama beberapa menit sebelum kita mengatakan sesuatu pendapat terhadap lawan bicara kita, hal ini akan banyak membantu baik orang lain maupun kita, untuk memulai penyelesaian perbedaan pendapat. Hal ini diakibatkan karena reaksi langsung terhadap kata-kata lawan bicara kita adalah kesalahan pertama yang dibuat dalam suatu pemecahan masalah. Karena respon yang spontan sering dibarengi dengan emosional
2. Hindari perbedaan persepsi dan pemahaman (misunderstanding) mengenai suatu pendapat. Dengan mengulangi atau memperjelas kata-kata atau pendapat yang kita sampaikan
3. Bicaralah dengan santun. Rendahkan nada dan volume suara kita. Menempatkan penekanan kata-kata pada masalah yang benar-benar ingin kita dengar penjelasannya dengan lebih lengkap.
4. By Process, kemampuan kita dalam menghadapi suatu kondisi tertentu bergantung dari proses pembelajaran kita terhadap masalah.
5. Jika mungkin, berempatilah dengan individu lain, sehingga akan menjadi lebih jelas dan memahami lebih dalam, seolah-olah itu adalah kita di posisi mereka.
6. Jika suasana diskusi mulai bergerak ‘memanas’, biarkan dingin dulu sebelum kita lanjutkan untuk mencari penyelesaian beda pendapat/opini/argumentasi lebih jauh.karena berdebat pada kondisi ini hanya akan mengakibatkan kalah hanya akan jadi abu dan menang hanya akan jadi arang.
7. Tahan diri untuk tidak melontarkan opini kita terlalu banyak, tapi mulailah mendengar bagaimana opini lawan bicara kita terhadap suatu masalah. Bertanyalah pada orang lain untuk mendengar apa tangapan mereka atas pendapat kita, sehingga mereka akan dapat menjalankan empati juga.
8. Peduli kepada lawan bicara kita, lengkap dengan perbedaan pandangannya.Mereka adalah entitas yang terpisah, bukan tiruan dari pribadi kita. Jadi, hindari bersikap menghakimi, mengevaluasi atau memaksakan pemikiran kita kepada mereka.Cobalah untuk mengamati bahasa tubuh lawan bicara kita seperti Gerakan tangan, nada bicara dan tatapan mata sebagai tips yang tidak hanya membantu kita dalam membaca situasi, tetapi juga meredakan ketegangan.
Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu mengendalikan diri serta berkepala dingin dalam menyampaikan pendapat. Karena mengalah bukan berarti kalah. Tidak mudah untuk membentuk suatu hubungan yang harmonis apalagi sinergis dengan orang lain.karena solusi terbaik bukan berasal dari debat kusir, bukan dari adu pendapat, bukan dari rasa paling benar, tapi dari pemikiran logis yang menggunakan kepala dingin. Perbedaan pendapat adalah suatu keniscayaan. Perbedaan adalah rahmat , karena dengan berbeda kita tahu mana yang terbaik, karena dengan berbeda kita sadar bahwa setiap manusia diciptakan unik dengan bakat, kecerdasan dan pemikiran yang berbeda. Alangkah Indahnya jika kita mampu membentuk suatu hubungan yang sinergis sehingga akan tercipta kolaborasi pemikiran dan kemampuan yang luar biasa.
Sumber :
http://bundadontworry.wordpress.com/2010/01/27/6-cara-mengatasi-beda-pendapat/ diakses pada tanggal 26 maret 2012
CONVERSATION
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
About me
Featured Post
Indahkah nikah dengan Ta'aruf?
Akhir-akhir ini saya sering mengikuti IG storynya Mbak Indadar*, yang nampaknya beliau telah menemukan tambatan hati semenjak memtuskan...
Total Pageviews
Popular Posts
-
Multiple Classification Analysis (MCA) atau analisis klasifikasi berganda adalah salah satu metode analisis inferensia yang menggunakan u...
-
Diluar sedang hujan deras, sudah jam pulang kantor.. tapi saya masih urung pulang.. Sudah tiga hari ini saya flu dan pusing.. seperti oran...
-
Sebelumnya, saya sempat ngepos cerita mengenai pengalaman saya saat berjerawat.. bisa dibaca di sini , seandainya saya diperbolehkan upload...
-
huuummmm... saya ga tau apa lagi2 sikap sensitive saya kumat.. T.T ah ga jadi dink... mulutmu hariaumu, perkataanmu yang akan menunjukan kep...
-
Bi kamu sedih ya? Keliatannya? Bi kamu sedih ya? Enggak Bi kamu sedih ya? Hehehe Bi kamu sedih ya? ...... Terima kasih telah tidak ...
-
hem. .dtengah2 perjalanan menuju jakarta. .dkali kedua merasakan kereta eksekutive, . Namun tetap merasa kedinginan. . :) Mau sedikit cerita...
-
Tadi pagi saya dan suami mengunjungi tempat pelelangan ikan. Saya takjub dengan harga harga ikan disana.. bayangkan ikan layang yang dijual ...
-
Menceritakan ini artinya membuka duka lama dalam hati saya. Duka keluarga terlebih duka dari seorang ibu. Saya baru tahu bagaimana ra...
-
Akhir-akhir ini saya mulai malas Masak... Capek dengan rutinitas.. buat tombo kangen posting ulang masakan lama aja, hehe Saya gak bisa ma...
-
Tulisan ini adalah pengingat buat saya, ternyata saya ternyata punya bapak dan ibu mertua yang sangat baik.. Alhamdulillah.. Meskipun ...
link favorit
Labels
Sponsor
About Me
- Estiana Rusmawati
- Seorang Ibu yang mencoba mengiventaris pengalaman hidup... Ummu Amira, Danar's wife... I do Love Both of you..
0 comments:
Post a Comment