Blogtalk : Tentang menjadi ibu
Belajar agar tidak menjadi ibu yang meghakimi ibu yang lain, dan belajar berdamai sama diri sendiri kala diri merasa jadi ibu yang tidak bergunag
kemarin, ada status di facebook yang mengatakan mengenai gaya parenting seorang ibu, curhatan beliau mengenai betapa harus berjuang untuk menjadi ibu yang ideal baik ditengah-tengah kehidupan yang penuh dengan ke"nyinyiran" ini.
haha. bisa apa saya kog berani-beraninya saya menulis mengenai parenting ini. Anak baru satu itupun baru 10 bulan. iya saya baru aja menjadi seorang ibu, belum berpengalaman, suka galau, suka merasa tidak berguna kala melihat artikel-artikel mengenai parenting, atau share-share an mengenai anak yang berhasil, hafidz qur'an atau segudang prestasi mereka. Namun, tulisan ini saya dedikasikan kepada teman-teman saya, sesama ibu baru, sesama ibu yang bekerja, sesama ibu yang tinggal jauh dari orang tua, sesama pejuang ldm (eh?) ya sesama ibu yang sering merasa tidak berguna seperti saya.
Saya mengakui, bahwa saya pun pernah mengalami yang namanya babyblues padahal pada saat itu ada ibu saya dan suami saya (yang kebetulan saya melahirkan di kota tempat suami saya kuliah). saya merasa tertekan, takut, khawatir dan sebagainya. Saya pun merasa jadi orang sangat tempramen, suami saya sering bilang kenapa saya jadi sering marah-marah. Hingga puncaknya ketika ibu saya harus pulang ke jawa, sempet 2 kali transisi pengasuh dengan menguras emosi. Saya diam diam sering menangis merasa tidak berguna, pikiran-pikiran apakah saya harus resign terus menggelayuti pikiran saya. Padahal saya termasuk orang yang sering baca artikel mengenai parenting atau dengar kajian mengenai pola asuh anak rabbani, mengenai ibu yang ideal, tentang anak yang berhasil, tentang menjadi workingmom yang sukses dengan anak-anak yang bahagia atau artikel-artikel mengenai seorang ibu mengiklaskan karirnya untuk jadi ibu rumah tangga. Saya membaca atau mendengar kajian itu bahkan jauh sebelum saya menikah . Butuh waktu lama hingga akhirnya saya berdamai sama diri saya, percaya bahwa Alloh mudahkan saya dan semua telah tertuliskan dengan indah oleh-Nya.
Kadang saya juga merasa jenuh.. pengen kabur barang sejenak dari rutinitas atau berkhayal tidak bangun setiap jam 12 malam dan 3 pagi untuk mompa ASI. Menulis kadang menjadi me time saya agar saya bisa mengembalikan mood saya. Kalau lagi jenuh begitu terkadang saya membayangkan sahabat sahabat saya yang sholihah atau sahabat yang suka upload keceriaan bersama buah hati di medsos sambil bertanya dalam hati apakah mereka juga pernah mengalami kejenuhan seperti saya. Ah saya kadang merasa cemen, harapan menjadi bunda keren dimata anak saya luluh lantah
Kadang saya juga merasa jenuh.. pengen kabur barang sejenak dari rutinitas atau berkhayal tidak bangun setiap jam 12 malam dan 3 pagi untuk mompa ASI. Menulis kadang menjadi me time saya agar saya bisa mengembalikan mood saya. Kalau lagi jenuh begitu terkadang saya membayangkan sahabat sahabat saya yang sholihah atau sahabat yang suka upload keceriaan bersama buah hati di medsos sambil bertanya dalam hati apakah mereka juga pernah mengalami kejenuhan seperti saya. Ah saya kadang merasa cemen, harapan menjadi bunda keren dimata anak saya luluh lantah
Belum lagi masalah ASI atau Gizi anak, masalah imunisasi, tentang IMD, tentang kelahiran normal atau secar, tentang baby bath time atau masuk angin tentang makanan instan atau MPASI homemade. Saya, sebelum menikah juga sering mengelus dada, saat melihat seorang ibu memberi Sufor untuk anaknya sambil bergunam dalam hati (kasian sih anaknya enggak dikasih ASI) sampai pada suatu hari Amira demam tinggi, muntah-muntah dalam kondisi dia tidak mau menyusu langsung sementara tidak ada ASIP yang tersedia. Saya nangis-nangis menghubungi penjaga kantor buat minta tolong pinjam uang sama teman kantor dan dibelikan Sufor untuk Amira. Saya kala itu sendirian, sudah tidak karuan rasanya, saya ingin marah sama amira kenapa dia harus biput, kenapa saya harus pelatihan dan meninggalkan amira, tapi yasudahlah saya pasrah, bayangan mengenai pemberian ASI sampai dua tahun seperti akan runtuh. Hingga ada teman saya menelpon, mengatakan apakah saya yakin harus memberi Sufor pada anak saya. Saya marah, sambil menangis saya mengatakan bahwa dia gak ada diposisi saya namun kemudian saya maklum dia belum punya anak, belum tahu posisi saya. Meskipun pada akhirnya saya masih memberikan ASI hingga sekarang.
Maka, menjadi ibu bukanlah lomba lari untuk melihat siapa yang tercepat, bukan pula lomba matematika siapa yang benar dan siapa yang salah. Setiap Ibu pasti menginginkan yang terbaik buat anknya, memastikan bahwa semua berjalan sesuai dengan semestinya, memastikan semua baik-baik saja.
Maka, menjadi ibu adalah sebuah perjuangan dan pembelajaran tiada henti. Bukan tentang membenarkan diri sendiri dan menyalahkan orang lain. Bukan tentang cara kita terbaik dan yang lain tidak, bukan tentang itu.
Menjadi ibu adalah tentang cinta, memastikan anak kita tahu bahwa apa yang kita lakukan adalah untuk kebaikannya, bahwa kita sebagai ibu senantiasa mencintainya, mengusahakan yang terbaik untuk dia...
begitupun mengenai parenting, mengenai pola asuh saya pun merasa tidak mengerti apa-apa mengenai ini... saya hanya selalu berdoa semoga Alloh jadikan Amira anak yang sholihah... bermanfaat bagi sesama....
Jika kita seorang ibu, maka dukunglah ibu lain.. jangan menjudge mereka, dengarkan keluhnya, dan saling menyemangati.. dan jangan patah semangat, kita gak sendiri kog... semua pasti mengalami rasanya up and down nya jadi ibu (minimal samalah dengan saya ya)a.. hehe jadilah ibu yang bahagia karena dengan ibu yang bahagia ada anak yang bahagia juga.. :)
Jika anda adalah suami, maka anda harus menyisihkan waktu sedikit lebih banyak untuk mendengarkan uneg-unegnya, bersabarlah lebih banyak karena bisa jadi anda adalah pelampiasan dari kejenuhannya... bersabarlah lebih luas, bila melihat dia acak-acakan, bila melihat rumah berantakan.. bisa jadi dia kecapekan dan kelelahan...kalau perlu dikasih hadiah banyaak dan diajak piknik.. :D
Dan ya,seperti yg saya bilang tadi.. Tulisan ini adalah me time saya serta pengingat bagi saya sendiri untuk tidak lupa bahagiaa.. :D






0 comments:
Post a Comment