curhat colongan


Ramadhan kali ini suami lebih sering berada di rumah (maksudnya kita serumah (aneh kata-katanya)). Tidak seperti biasanya yang mengharuskan suami berada di kota sebelah sebelahnya kota sebelah. Beda 3 kabupaten maksud saya. Ramadhan tahun lalu saya hamil Amira, alhamdulillah kuat puasa tapi karena tinggal sendirian jadi sering malas masak, lebih suka nggoreng telur aja.
Nah berhubung tahun ini suami sedang liburan, hanya sehari dua hari ke kampusnya untuk bimbingan skripsi, saya harus masak!. Ya masak karena kami tidak cocok dengan rasa masakan di kota ini. Kalau kata orang jawa beda rasa.

Kemarin saya juga bikin ulah lagi, huft. Menyakiti orang lain, tanpa kusengaja sebenernya, hanya ingin mengungkapkan rasa nyeseg di dada tapi ternyata malah menyakiti, maafkan.
Saya sering nanya ke sahabat2 saya,ibu bahkan suami apakah saya nyebelin, kadang dijawab iya kadang enggak berarti emang saya nyebelin :p. Mungkin bagi orang yang telah mengenal saya sebagian besar pasti pernah punya masalah saya, karena saya sangat sensitif sekali. Coba tanya Didha, tria, dilla yang serumah sama saya cukup lama mereka pasti sering bermasalah sama saya. Dan saya jadi ingat kata-kata seorang ustad muda salim A fillah " kalau kamu merasa semua orang pernah bermasalah sama kamu itu artinya kamulah yang bermasalah" ya saya pasti yang bikin gara-gara sama semua orang, lalu mereka tersakiti.
Makanya karena kemarin saya berulah lagi. Maka saya tulis tulisan ini, sebagai permohonan maaf dan terima kasih. Maaf, atas luka yang tergores baik sengaja maupun tak sengaja. Dan terima kasih telah begitu baik sama saya. Sama mbak ipar tercinta pun juga begitu awal-awal dulu konflik sangat mengerikan, kadang sedih kalau ingat malu juga. (Maafin mbak)
Saya menyadari bahwa saya bermasalah, saya tumbuh dengan kepribadian aneh. Teman-teman bisa tanya keluarga saya, sejak kecil saya jadi korban bullying sama tetangga tetangga saya. Mungkin karena saya miskin, atau apapun. Disekolah pun begitu, saya jadi korba bulliying teman-teman saya bahkan guru olah raga saya, saya sering pulang menangis karena diejek, tas disembunyikan, diteriakin, bahkan dimintai uang. Sejujurnya saya bercerita ini agar semua maklum kalau misal sikap saya tidak mengenakan. Alam bawah sadar saya selalu ingin menolak agar tidak inferior, jadilah saya gampang tersinggung, gampang tempramen. Dan jujur sebenernya, setelah saya melakukan itu saya menyesal, berharap hal itu tidak saya lakukan tp saya selalu terlambat. Jadi maafkan saya...

CONVERSATION

0 comments:

Back
to top