Belajar Nulis Opini


POTRET PENDIDIKAN SETARA SEBAGAI  IMPLEMENTASI SDG’S
Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945 pasal 31 menyebutkan bahwa pendidikan adalah hak setiap bangsa Indonesia. Dalam pelaksanaannya, pendidikan di Indonesia saat ini diatur oleh UU no 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Undang-Undang tersebut pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar  peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional dan intelektual, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan inilah yang menjadi ujung harapan bangsa untuk memperbaiki kehidupan di masa yang akan datang. Pendidikan yang menjadikan anak cucu bangsa menjadi lebih bermartabat.
Program (Sustainable Development Goals)  SDG’s yang merupakan program pembangunan berkelanjutan untuk menggantikan program (Millennium Development Goals) MDG’s ini memiliki salah satu tujuan untuk memperbaiki pendidikan. Pendidikan yang merata, berkeadilan, yang dapat menjangkau seluruh pelosok anak negeri  adalah salah satu tujuan program tersebut. Pemerintah ingin menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata. Pemerintah ingin memastikan bahwa semua orang memiliki akses terhadap pendidikan yang berkualitas dan memiliki kesempatan belajar yang merata selama hidupnya.
Program SDG’s ini direncanakan akan selesai sampai tahun 2030, dimana harapannya semua tujuan yang tertuang didalam program ini dapat tercapai. Berbicara mengenai Kemajuan Pendidikan tentu tidak akan terlepas dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Salah satu komponen pembentuk IPM adalah dari dimensi pengetahuan yang diukur melalui tingkat pendidikan. Dalam hal ini, indikator yang digunakan adalah rata-rata lama sekolah (mean years of schooling) dan harapan lama sekolah (expected years of schooling). Angka harapan lama sekolah menghitung pendidikan dari usia 7 tahun ke atas, sedangkan rata-rata lama sekolah menghitung dari usia 25 tahun ke atas. Angka Harapan Lama Sekolah merupakan ukuran keberhasilan program-program pendidikan jangka pendek, sedangkan rata-rata lama sekolah menggambarkan output pembangunan jangka panjang.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),  Harapan Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama sekolah sebenarnya sudah  mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2010 Harapan Lama Sekolah adalah sebesar 11,29 meningkat menjadi 12,55 di tahun 2015, sedangkan rata-rata lama sekolah pada tahun 2010 hanya sebesar 7,46 meningkat menjadi 7,84 pada tahun 2015. Berbicara mengenai kesenjangan pada dimensi pendidikan ini, Menurut BPS salah satu kabupaten/kota dari provinsi paling ujung barat Indonesia yaitu Kota Banda Aceh memiliki capaian tertinggi dalam angka harapan lama sekolah dengan capaian sebesar 17,01 tahun. Sedangkan capaian terendah berada di Kabupaten Nduga dengan angka harapan lama sekolah hanya sebesar 2,71 tahun. Sementara pada level Provinsi, Provinsi Yogyakarta yang mendapat julukan kota pelajar memiliki angka harapan lama sekolah tertinggi se-Indonesia yaitu mencapai 15,03 tahun sedangkan posisi terendah diduduki oleh Provinsi Papua yang hanya mencapai 9,95 tahun.
Pada Indikator lainnya rata-rata lama sekolah, Kota Banda Aceh kembali menempati posisi tertinggi dengan capaian 12,38 tahun. Artinya, di kota ini rata-rata penduduk yang berumur 25 tahun ke atas telah mampu menyelesaikan pendidikan menengah atas (telah lebih 12 tahun bersekolah). Sangat kontras dengan kota Banda Aceh, di Kabupaten Nduga Papua yang belum mampu menyelesaikan pendidikan formalnya karena hanya mampu mengenyam pendidikan dalam 0,64 tahun saja. Sementara untuk level Provinsi,  Provinsi DKI Jakarta merupakan ibu kota Negara Indonesia menjadi kantung penduduk dengan pendidikan tinggi. Inilah yang menyebabkan rata-rata lama sekolah di Provinsi DKI Jakarta menjadi yang tertinggi. Provinsi dengan capaian terendah adalah Provinsi Papua sebesar 5,99 tahun.
Dapat kita lihat bahwa terjadi  kesenjangan yang cukup tinggi dari posisi terbaik dibandingkan dengan posisi terendah. Tapi kita perlu sedikit berbesar hati, karena Provinsi Papua yang berada diposisi terendah mengalami pertumbuhan yang pesat. Untuk angka harapan lama sekolah, Pertumbuhan di Kabupaten Pegunungan Bintang yang mengalami lompatan yang cukup berarti dengan pertumbuhan sebesar 9,97 persen. Dari sisi pertumbuhan rata-rata lama sekolah , meskipun Kabupaten Puncak memiliki rata-rata lama sekolah penduduknya sebesar 1,61 tahun, indikator pendidikan tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 12,56 persen dan menjadi kabupaten dengan pertumbuhan rata-rata lama sekolah tertinggi di tahun 2015.

Usaha yang dilakukan
Untuk mewujudkan semua tujuan yang sudah disebutkan di atas, pemerintah tentu melakukan semua usaha. Pembangunan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia telah dilakukan secara masif oleh pemerintah. Program SM-3T menjadi salah satu Program Maju BersamaMencerdaskan Indonesia ditujukan kepada para Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai guru (PNS/GTY), untuk ditugaskan selama satu tahun di daerah 3T. Program SM-3T dimaksudkan untuk membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli terhadap sesama. Pada awal berdirinya Indonesia menugaskan sekitar 2.700 Guru untuk mengajar di wilayah 3T.
Selain yang sudah dipaparkan di atas pemerintah juga melakukan berbagai macam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, misalnya dengan memperluas cakupan pendidikan formal. Hingga saat ini, berbagai program di bidang pendidikan telah diupayakan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa diantaranya yaitu program untuk memberantas buta aksara, menekan angka putus sekolah melalui pemberian bantuan operasional sekolah atau yang lebih dikenal dengan sebutan BOS, serta menjamin kesempatan untuk memperoleh pendidikan melalui program penuntasan wajib belajar sembilan tahun.
Untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang partisipasi sesuai dengan jejang pendidikan, indikator Angka Partisipasi Murni (APM) lebih relevan digunakan. Secara umum, APM Indonesia untuk jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga 2015. Hingga tahun 2015, capaian APM SD telah mencapai 96,70 persen. Sementara itu, APM SMP hanya sebesar 77,82 persen yang memberikan gambaran ada lebih 20 persen anak usia 13-15 tahun tidak bersekolah pada jenjang SMP.
Bergulirnya berbagai program bantuan pendidikan dari pemerintah seharusnya dapat meningkatkan pemerataan pendidikan masyarakat. Dapat kita lihat bahwa belum semua penduduk dapat mengenyam pendidikan formal terutama pada kelompok penduduk miskin. Keterbatasan akses pendidikan bagi penduduk miskin menyebabkan tingkat partisipasi sekolah pada kelompok ini masih kecil.
Capaian APS menurut kelompok pengeluaran penduduk dapat memberikan gambaran mengenai akses terhadap pendidikan pada kelompok penduduk miskin. Apabila dilihat distribusinya, masih terdapat kesenjangan capaian APS antar kelompok pengeluaran. Kelompok penduduk dengan 20 persen pengeluaran tertinggi cenderung memiliki APS 13-15 lebih tinggi dibanding kelompok penduduk dengan 20 persen pengeluaran terendah. Akan tetapi, selama tahun 2011 hingga 2015, pasrtisipasi sekolah pada penduduk golongan bawah semakin meningkat. Pada tahun 2015, APS 13-15 pada kelompok penduduk dengan 20 persen pengeluaran terendah telah mencapai 90,74 persen. Apabila program program pemerintah terus menyentuh penduduk golongan ini, partisipasi pendidikan dapat meningkat pada masa yang akan datang. Pemerintah juga harus terus melakukan berbagai terobosan program pendidikan agar masyarakat kalangan bawah dapat menikmati pendidikan dasar secara utuh.
Besar harapan kami, pendidikan dapat dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat, karena kita tahu jika kita ingin membangun sebuah bangsa mulai perbaiki pendidikannya. (*)
Daftar Pustaka
BPS. 2016. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2015. JAKARTA : BADAN PUSAT STATISTIK
BPS. 2016. STATISTIK INDONESIA. JAKARTA : BADAN PUSAT STATISTIK

CONVERSATION

0 comments:

Back
to top